Terbentur. Terbentur. Terbentur. Terbentuk












Beberapa Bulan kebelakang, rasanya ada banyak sekali meteor yang jatuh dari planet lain ke bumi saya. Datang dari pekerjaan yang tiba-tiba hadir, tugas-tugas tambahan, tantangan baru untuk diselesaikan hingga singgungan-singgungan yang membuat kami berada argumen sering sekali.

We fight a lot. We do. Apalagi saya & Hanafi yang keras kepala dan ga mau ngalah satu sama lain.
Tapi gak pernah bertengkar & saling ga mau ngalah sebanyak pekan lalu.
Fase perang dingin ga ngobrol & ga nyapa datang lagi, ada juga adu argumen panas & saling menyakiti perasaan di grup Serikat buruh yang isinya ya saya, Hanafi & Marina.

Bertengkarnya banyak, tapi saya berani bilang kalau kami berproses lebih baik kali ini. Ribut, tapi ambil waktu untuk akhirnya refleksi barengan. Saling ngobrol apa yg sebenarnya bikin hati gak nyaman. Apa yang sudah baik apa yang perlu ditingkatkan. Dari semua poin refleksi poin mana yang mau diupgrade supaya bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.

Pekan lalu saya belajar banyak hal, rasa-rasanya sejak lepas penampatan baru kali ini belajar sebanyak ini lagi karena mau terbuka mendengar feedback dari orang lain. Kesempatan yang juga jadi tempat belajar ulang ttg pentingnya refleksi, memaknai kegiatan dan berani memberikan dan mendengarkan feedback.
Sebuah kesempatan yang akan selalu syukuri karena ternyata saya lebih banyak belajar dibanding memberi.

Apakah setelah ini kami bertiga atau tepatnya saya & Hanafi gak akan ribut lagi? Tentu tidak, tapi saya bersyukur, sungguh bersyukur kali ini kami bertiga tahu batas-batas perasaan satu sama lain dan berusaha belajar untuk menjadi lebih baik di kemudian hari!

Untuk semua kesempatan, pelajaran & keterbukaan. Thank you Twin thank you Hanaf!

0 comments

leave yout comment here :)